Ini Kejadian Sebenarnya. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi jewer dan usir pelatih biliar "Khoiruddin Aritonang (Coki)".

Notification

DI CARI INVESTOR UNTUK MENGEMBANGKAN SITUS PORTAL INI DAN BISNIS DIGITAL YANG LAIN, HUB : 0811613002
×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Ini Kejadian Sebenarnya. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi jewer dan usir pelatih biliar "Khoiruddin Aritonang (Coki)".

Jumat, 31 Desember 2021 | Desember 31, 2021 WIB Last Updated 2021-12-31T02:33:35Z
Ini Kejadian Sebenarnya. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi jewer dan usir pelatih biliar "Khoiruddin Aritonang (Coki)".
Ini Kejadian Sebenarnya. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi jewer dan usir pelatih biliar "Khoiruddin Aritonang (Coki)".


KIBUS.NET, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan usir pelatih biliar Khoiruddin Aritonang atau yang akrab di panggil COKI, 


pada saat  acara  pemberian tali asih atau bonus kepada atlet Sumut peraih medali pada PON Papua karena  tidak bertepuk tangan menyambut kalimat pidatonya.


Dalam Video yang beredar Pria yang akrab disapa Coki ini pun di panggil oleh Gubernur karena tidak tepuk tangan saat Edy Rahmayadi saat berbicara di podium.


Kejadian bermula saat Edy tengah memberi kata sambutan di mana ia menyampaikan beberapa kata motivasi yang diiringi oleh tepuk tangan seluruh hadirin. 


Hingga suatu momen, orang nomor satu di sumatera utara ini pun melihat Coki tidak ikut bertepuk tangan diduga karena tertidur. 


"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?" tanya Edy sembari menunjuk ke arah Coki. 


Edy lantas memanggil Coki ke panggung. "Atlet apa kau?" tanya Edy lagi. 


Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar. "Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy. 


Dia kemudian menjewer kuping Coki. 


Para altet dan pelatih yang hadir di sana, sebagian besar tertawa. 


Lalu Coki pun terlihat turun dari podium dan meninggalkan dan mengabaikan Edy.


"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi"


Suasana langsung berubah hening.


Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," tegas Edy. 


Coki kemudian angkat kaki dari ruangan itu. 


Edy melanjutkan kata sambutannya dan meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar. "Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," tuturnya.


Edy berdalih harus tegas


Edy mengatakan, Sumut membutuhkan orang-orang yang siap berjuang demi memberikan prestasi yang terbaik.


Terlebih pada tahun 2024, Sumut akan menjadi tuan rumah PON


Padahal di lokasi yang sama, ia justru menemui banyak atlet catur yang memiliki marga, namun justru tak membela nama Sumut.


"Saya ada tunggu enam jam di arena catur, kenapa cuma tiga? Padahal tuntutan main ada empat. Satu tak berangkat. Tak ada pemainnya. Saya toleh ke kiri dan kanan ada enam orang bemarga di sana. Tapi bawa nama provinsi lain," ungkapnya.


"Bahkan Margareth Damanik mengalahkan grand master internasional catur. Di mana salah kita?" sebutnya.



Tanggapan Khairuddin Aritonang


Coki mengatakan "Jadi semua atlet dan pelatih dipanggil dan berkumpul di Aula Tengku Rizal Nurdin," katanya saat dihubungi tribun medan Senin (27/12/2021) malam.

"Kaulah dulu, aku bicara terus semua tepuk tangan dan kau tidak. Terus kau kupanggil. Nah, apakah mau kau jawab karena pertanyaan ku, kenapa kau tak tepuk tangan? Begitulah kira-kira kejadian di Aula Tengku Rizal Nurdin yang aku alami," ujar Coki menjelaskan.

Lagi-lagi, Coki pun merasa heran kenapa dirinya dipanggil dan dimarahi di depan orang banyak hanya karena tidak tepuk tangan.

"Apa rupanya yang sudah dia (Edy Rahmayadi) berikan kepada insan olahraga terutama Biliar? " katanya.

Ia pun mengaku saat itu, bukan hanya dirinya saja yang dimarahi di depan umum sama orang nomor satu di Sumut ini.

"Banyaklah. Ada Kadispora Sumut, ada juga Ketua KONI Sumut. Yang pasti bukan aku sendiri. Tapi itu tadi, aku heran, kenapalah aku dimarahi di muka umum hanya karena tidak tepuk tangan," ujarnya.

Coki pun menyatakan bahwa setelah di maki-maki, ia langsung keluar.

"Aku bingungnya, apa yang harus ditepuk tangankan dari beliau. Toh omongan yang ia sampaikan semuanya biasa aja, jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan, jadi kena marah di depan orang ramai," kata Coki.

Coki pun mengaku selama Gubernur di pimpin oleh Edy Rahmayadi, tidak ada perhatian beliau terhadap insan olahraga.

"Tidak ada perhatian nya. Terutama kami di biliar. Apa yang sudah beliau beri? Gak ada. Sehari-hari pun tidak ada perhatian kecuali saat ada even nasional seperti PON," ujarnya.

Masih dikatakan Coki, semua peralatan biliar untuk latihan para atlet sudah jauh tertinggal. Terus, masih kata Coki, pidato Gubernur Sumut pun biasa saja dan tidak ada yang patut diberi tepuk tangan.

"Marah-marah, maki-maki tak nyambung itu kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju, ya bagus, ini kan tidak," kata Coki.

Ia pun berharap agar Gubernur Sumut harus memperhatikan cara bicaranya.

"Jangan asal bicara. Kalau sudah berbuat dan bicara, itu bisalah diterima. Ini, apa yang sudah diberikan? Perhatian yang bagaimana yang sudah ia salurkan? Hanya ada saat even besar seperti PON. Lainnya tidak ada," katanya.

Mengenai apakah ia tertidur saat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tengah berpidato? Coki pun membantah hal tersebut.

"Saya tidak tertidur dan saya mendengar apa yang beliau sampaikan," ujarnya.



Khairuddin Aritonang ("Coki") akan melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Polda Sumut.


Coki akan membuat laporan ke Polda Sumut dengan dasar perbuatan tidak menyenangkan yang dibuat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kepada dirinya karena sudah menjewer ia di muka umum saat di Aula Tengku Rizal Nurdin.


"Saya akan membuat laporan ke Polda Sumut besok siang. Karena dia (Gubernur Sumut) sudah buat perbuatan tidak menyenangkan dengan cara menjewer dan memarahi saya di depan umum," katanya saat dijumpai di Cadika, Selasa (28/12/2021).


Ia pun berharap dengan buat laporan, Gubernur Edy jangan sok hebat karena yang bersangkutan tidak militer lagi. "Dia sekarang sudah jadi pemimpin Sumut. Jangan arogan kalau jadi pemimpin," pungkas Coki.




×
Berita Terbaru Update