Resahkan Warga, Proyek Pembangunan Pajak di Medan Estate Timbulkan Polemik

Notification

DI CARI INVESTOR UNTUK MENGEMBANGKAN SITUS PORTAL INI DAN BISNIS DIGITAL YANG LAIN, HUB : 0811613002
×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Resahkan Warga, Proyek Pembangunan Pajak di Medan Estate Timbulkan Polemik

Jumat, 26 Februari 2021 | Februari 26, 2021 WIB Last Updated 2021-02-26T06:46:55Z

MEDAN – Proyek pembangunan Pajak di kawasan Jalan Mesjid, Kelurahan Medan Estate,Kecamatan Percut sei Tuan ditenggarai telah menjadi polemik bagi warga setempat dan juga pagi pengendara yang melintasi jalan tersebut.


Pasalnya, pihak pelaksana proyek tidak memperhatikan akibat yang ditimbulkan dengan hilir mudiknya truck-truck pengangkut bahan material yang “menghadiahkan” debu bagi warga yang bermukim di areal tersebut. Dan tidak itu saja bahkan kondisi jalan saat ini mulai mengalami kerusakan.


Pemandangan tersebut terlihat jelas saat akan memasuki Jalan Masjid atau tepatnya di belakang kantor Pos Lantas Polsek Percut Sei Tuan.


Informasi yang diperoleh Target24jam.com, Rabu (24/2/2020), jika hari menjelang sore pihak pelaksana proyek menutup lokasi jalan tersebut mulai dari Simpang jalan yang berada di sebelah sekolah MAN 1 Medan menuju Jalan Mesjid itu ditutup.


Penutupan jalan diduga sepihak dilakukan oleh pihak Proyek,dikarenakan keluar masuknya truck-truck besar bermuatan bahan material hingga tanah timbun.


Sejumlah warga setempat dan pengguna jalan kepada wartawan mengatakan ketidaknyamanan mereka akibat proyek tersebut yang mengabaikan kebersihan lingkungan akibat debu. Bahkan saat mereka akan memasuki Jalan Masjid terpaksa harus memutar kalau jalan sedang ditutup.


Bahkan warga setempat yang mengaku bermarga Limbong merasakan ketidaknyamanan tersebut.


“Jadi gak nyaman para jamaah kalau ke gereja di dekat situ. Apalagi disitu juga ada sekolah SD, dan ada kampus. Untung saja aktifitas belajar mengajar melalui daring, jadi gak ramai yang datang,” ungkap pria bermarga Limbong.


Terkait dengan hal tersebut, wartawan yang coba mengabadikan kondisi jalan dengan mengambil foto kondisi jalan dan keresahan warga dihalangi salah seorang pekerja yang mengenakan topi kuning berbaju rompi orange.


“Hei bang, kok difoto-foto? Gak boleh foto sembarangan, disini saya sebagai pekerja melarangnya,” kata pria yang mengaku bernama, Andi dan mengaku pekerja proyek dari K3.


Meski dijelaskan bahwa hasil foto diambil sebagai produk jurnalis dalam peliputan berita, Andi terus ngotot melarang.


“Biarpun abang wartawan atau LSM pokoknya gak boleh. Abang harus permisi dulu,” hardiknya.


Perdebatan pun sempat terjadi, saat ditanya mengenai dampak lingkungan dan kerusakan jalan serta izin penutupan jalan.


Sebab, dari informasi yang beredar dari masyarakat, penutupan jalan yang seharusnya dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, tak dimiliki pihak proyek, sehingga mereka melakukan buka-tutup jalan sesuka hati.


“Kami udah urus izinnya semua ke kantor lalu lintas disitu (sambil menunjuk ke arah Pos lantas Polsek Percut yang berada di depan pajak Bengkok),” khilahnya.


“Kami tutup jalanan ini karena ada alat berat aja. Dan mobil besar yang masuk. Tapi setelah itu,kita buka lagi kok,” ucap Andi.


Karena tak mampu menjelaskan, akhirnya pekerja proyek tersebut mengarahkan wartawan menemui pengawas mereka. Padahal sebelumnya ia enggan menyebutkan siapa penangungjawab yang bisa dikonfirmasi.


“Di sana kantor kami yang diujung ada pintunya, ada pengawas kami dari kepolisian Polda Sumatera Utara bernama, Dodi. Abang tanyak aja langsung ke dia,” ucapnya sembari menunjuk ke arah kantor proyek tersebut.


Disana beberapa wartawan tak berhasil menemui pria yang disebutkannya, namun bertemu dengan pekerja dan penanggungjawab proyek lainnya termaksud Bripda Ardi.


“Saya anggotanya bang, dari Intel Polda Sumatera Utara juga. Kalau Bripka Dodi lagi di luar, nanti abang ketemu saja dengan Bripka Dodi, kami sama-sama polisi Intel di Poldasu,” akunya.


Karena belum berhasil mengkonfirmasi terkait keluhan warga tersebut, para wartawan memilih kembali. Namun mengingat ucapan Andi yang mengaku sebagai pekerja proyek dari K3 tersebut terkait izin yang diketahui oleh Pos Lantas Percut, belum diketahui persis izin yang bagaimana.


Kanit Lantas Polsek Percut Sei Tuan, Iptu Syahri Ramadhan ketika dikonfirmasi hal itu malah mengaku tak mengenali pekerja proyek yang bernama Andi dari K3. Kanit Lantas juga mengaku tak ada memberikan izin apapun.


“Kapan dia minta izin ? sama si Andi ini saya aja tidak kenal. Biar ku telfon dulu dia,” kata Kanit Lantas Polsek Percut Sei Tuan.Meski mengaku tak mengenal pekerja proyek yang mengaku bernama Andi dari K3, namun Iptu Syahri Ramadhan tak besok kujumpai,” sebutnya.(/target24jam/Rafli)

×
Berita Terbaru Update