![]() |
images : |
Hampir semua perempuan hamil takut untuk melakukan hubungan suami-istri (bersetubuh), disamping banyak mitos dan film yang mendukung hal tersebut. dan para suami "pria" juga takut untuk melakukannya, karena mungkin dapat menciderai bayi.
sebenarnya menurut para ahli obgyn, seharusnya hal itu tidak perlu di kawatirkan, selama melakukannya dengan posisi aman. dan juga sebenarnya janin yang didalam rahim dilindungi oleh cairan ketuban. salin itu juga janin dilindungi oleh otot-otot kuat dari rahim sehingga aktivitas seksual yang aman tdak akan mempengaruhi bayi. Tak sedikit perempuan hamil yang khawatir untuk melakukan hubungan
seksual. Selama kehamilannya berjalan normal, berhubungan seksual saat
berbadan dua terbilang aman.
Sebenarnya, menurut Mary Jane Minkin, MD, profesor klinis ilmu kebidanan, kandungan, reproduksi
"Hubungan seks secara umum, benar-benar aman," terang Dr. Minkin. Posisi saat berhubungan pun bisa apa saja. "Pilih saja posisi yang terasa nyaman bagi Anda." tambah Dr. Minkin. Sebagai contoh, ketimbang telentang, Anda bisa mengambil posisi miring, di atas maupun di depan pasangan. Sepanjang nyaman, kebanyakan posisi seks, oke-oke saja selama kehamilan.
Namun, ketika di trimester ketiga, biasanya hanya sedikit saja hubungan seksual yang dilakukan dibandingkan waktu lain. Studi menunjukkan karena terjadi kenaikan berat badan yang membuat perubahan fisik menjadi besar. Mereka juga menjadi cepat lelah, mengalami nyeri punggung, dan simtom lain yang bisa mengurangi antusiasme untuk berhubungan seksual. Plus, emosi juga turut mempengaruhi gairah seksual tersebut.
Meski terbilang aman, perempuan yang pernah mendapat perawatan untuk persalinan prematur (dan berarti mereka berisiko menjalani persalinan dini), sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual. Tak lain karena sperma, yang kaya hormon prostaglandin, disebutkan Dr. Minkin, dapat merangsang rahim untuk berkontraksi.
Selain itu, perempuan yang didiagnosis dengan plasenta previa atau kondisi plasenta yang menutupi serviks, sebaiknya menjauhkan diri baik dari hubungan seksual maupun mengalami orgasme. Mengingat risiko yang mungkin dapat menyebabkan perdarahan. (sumber : kompas.com)
Sebenarnya, menurut Mary Jane Minkin, MD, profesor klinis ilmu kebidanan, kandungan, reproduksi
"Hubungan seks secara umum, benar-benar aman," terang Dr. Minkin. Posisi saat berhubungan pun bisa apa saja. "Pilih saja posisi yang terasa nyaman bagi Anda." tambah Dr. Minkin. Sebagai contoh, ketimbang telentang, Anda bisa mengambil posisi miring, di atas maupun di depan pasangan. Sepanjang nyaman, kebanyakan posisi seks, oke-oke saja selama kehamilan.
Namun, ketika di trimester ketiga, biasanya hanya sedikit saja hubungan seksual yang dilakukan dibandingkan waktu lain. Studi menunjukkan karena terjadi kenaikan berat badan yang membuat perubahan fisik menjadi besar. Mereka juga menjadi cepat lelah, mengalami nyeri punggung, dan simtom lain yang bisa mengurangi antusiasme untuk berhubungan seksual. Plus, emosi juga turut mempengaruhi gairah seksual tersebut.
Meski terbilang aman, perempuan yang pernah mendapat perawatan untuk persalinan prematur (dan berarti mereka berisiko menjalani persalinan dini), sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual. Tak lain karena sperma, yang kaya hormon prostaglandin, disebutkan Dr. Minkin, dapat merangsang rahim untuk berkontraksi.
Selain itu, perempuan yang didiagnosis dengan plasenta previa atau kondisi plasenta yang menutupi serviks, sebaiknya menjauhkan diri baik dari hubungan seksual maupun mengalami orgasme. Mengingat risiko yang mungkin dapat menyebabkan perdarahan. (sumber : kompas.com)