Inilah 5 Produk yang Paling Laris di Indonesia

Notification

DI CARI INVESTOR UNTUK MENGEMBANGKAN SITUS PORTAL INI DAN BISNIS DIGITAL YANG LAIN, HUB : 0811613002
×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Inilah 5 Produk yang Paling Laris di Indonesia

Rabu, 10 Juni 2015 | Juni 10, 2015 WIB Last Updated 2015-06-10T05:23:11Z
 


Sebanyak lima produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) atau produk yang memiliki perputaran omzet cepat dengan biaya relatif rendah,  menjadi produk yang paling laris di Indonesia.

Menurut catatan riset dari Kantar Worldpanel pada pekan lalu, produk-produk itu adalah Indomie, Mie Sedaap, Royco, So Klin, dan Frisian Flag. Lebih dari 90 persen populasi rumah tangga di Indonesia, membeli kelima merek ini.

Riset itu bertajuk Brand Footprint 2015. Sampel yang digunakan adalah 5.680 rumah tangga. Angka itu mewakili 86 persen dari seluruh rumah tangga urban Indonesia. Riset itu dilakukan di 35 negara di dunia.

Sementara itu, Coca Cola adalah merek yang paling sering dipilih oleh konsumen di dunia. Ada sekitar 43 persen rumah tangga di dunia pernah membeli Coca Cola. Produk itu dibeli sekitar 13 kali dalam setahun.

Coca Cola juga menjadi merek yang paling sering dipilih di 8 negara termasuk AS, Meksiko, Amerika Tengah, dan beberapa negara lainnya.

Brand Footprint adalah penelitian yang dilakukan oleh Kantar Worldpanel setiap tahun. Dasar pengukurannya adalah menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP), yaitu seberapa banyak rumah tangga membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering merek tersebut dibeli oleh konsumen (frekuensi). Dengan kata lain, Brand Footprint menunjukkan kekuatan berbagai merek dan mencakup 11,000 merek di seluruh dunia atau mencakup 63 persen dari total populasi rumah tangga di dunia. Brand Footprint juga meliputi sektor- sektor FMCG, seperti sektor makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan, serta kecantikan.

Menurut Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Brand Footprint dapat memberikan beberapa manfaat bagi para pelaku di Industri FMCG, seperti dapat melihat kelebihan dan kelemahan dari suatu merek dan juga untuk membandingkan performa suatu merek dengan merek pesaingnya. Hal ini dapat membantu para pemain FMCG untuk merancang strategi yang tepat di dalam meningkatkan performa produk atau merek.

Fanny Murhayati, New Business Development Director, menambahkan, bahwa Brand Footprint adalah laporan berkelanjutan (tahunan). Tahun ini adalah tahun ketiga perilisan Brand Footprint. Dengan demikian, para pemain FMCG dapat memonitor dan melihat perubahan dari CRP (jangkauan) suatu produk dari waktu ke waktu. Perlu dicatat juga bahwa riset yang dilakukan di Indonesia untuk hasil Brand Footprint hanya dilakukan untuk produk-produk yang dikonsumsi dalam rumah, tidak termasuk yang dikonsumsi di luar rumah. (JH/kompas.com)
 
×
Berita Terbaru Update