![]() |
images : kompas |
tolong.us , Jakarta - Ternyata masih ada orang jujur didunia ini, yang tidak goyah dengan cobaan rejeki yang bukan miliknya, kejadian ini dialami oleh seorang sopir taksi Express bernama Suharto. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (26/5/2015) sekitar pukul 02.00 WIB
tersebut seperti yang kami kutip dari kompas.
Pada Selasa itu, taksinya diberhentikan oleh tiga calon penumpang di
kawasan AXA Tower Kuningan, Jakarta Selatan, tetapi hanya dua orang saja yang naik.
Kedua penumpang itu meminta Suharto mengantarkan mereka ke Apartemen
Sudirman Park. Menurut Suharto, perjalanan itu hanya berlangsung sekitar
10 menit dengan argo Rp 20.000. setelah itu Suharto pun bergegas menuju ke pul di Ciganjur sebelum kembali ke tempat
tinggalnya di Jalan M Kahfi I, Gang Kemenyan Pisang Pasir, Ciganjur,
Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dalam perjalanan menuju pulnya, dia sempat
dicegat seorang penumpang lagi, seorang anak muda. Penumpang ini mengaku
tidak punya banyak uang untuk ongkos, dan meminta agar ia bisa membayar
dengan tarif borongan. Artinya, ongkos sesuai kesepakatan.
"Pas pulang, ada anak muda mau numpang dari Mampang ke Buncit. Saya kasihan, ingat anak saya di rumah. Padahal, kami (sopir) kan tidak boleh terima borongan, bisa dipecat kalau ketahuan. Waktu itu, dia cuma bayar Rp 10.000, saya terima saja," ungkapnya.
Suharto akhirnya tiba di rumahnya pukul 04.15 WIB dan langsung menuju kamar mandi. Usai mandi, dia menunaikan ibadah shalat subuh. Tiba-tiba ada telepon dari kantor pusat taksi Express, yang menanyakan keberadaan tas penumpang yang tertinggal.
"Dia kemudian mengeceknya. Ternyata, ada tas selempang hitam di belakang jok kemudi," ujarnya.
Tanpa diperintah, Suharto pun segera meluncur ke pulnya untuk mencocokkan laporan dari penumpang terkait ciri dan isi tas tersebut. Saat dibuka, tas tersebut berisi uang pecahan 100 dollar Australia sebanyak seratus lembar. Jika dikurs-kan, total uang tersebut mencapai Rp 100 juta. (sumber : kompas)
"Pas pulang, ada anak muda mau numpang dari Mampang ke Buncit. Saya kasihan, ingat anak saya di rumah. Padahal, kami (sopir) kan tidak boleh terima borongan, bisa dipecat kalau ketahuan. Waktu itu, dia cuma bayar Rp 10.000, saya terima saja," ungkapnya.
Suharto akhirnya tiba di rumahnya pukul 04.15 WIB dan langsung menuju kamar mandi. Usai mandi, dia menunaikan ibadah shalat subuh. Tiba-tiba ada telepon dari kantor pusat taksi Express, yang menanyakan keberadaan tas penumpang yang tertinggal.
"Dia kemudian mengeceknya. Ternyata, ada tas selempang hitam di belakang jok kemudi," ujarnya.
Tanpa diperintah, Suharto pun segera meluncur ke pulnya untuk mencocokkan laporan dari penumpang terkait ciri dan isi tas tersebut. Saat dibuka, tas tersebut berisi uang pecahan 100 dollar Australia sebanyak seratus lembar. Jika dikurs-kan, total uang tersebut mencapai Rp 100 juta. (sumber : kompas)