Masih ingat film Tuyul dan Mbak Yul,?, pernah denger atau pernah menonton sinetron ini?. Jika kamu pernah menonton sinetron Tuyul dan Mbak Yul, kamu pasti mengenal salah satu karakter bernama Si Kentung, jin paling tambun dalam sinetron tersebut. Lama tidak muncul di layar kaca, Bambang Triyono, pemeran Si Kentung menjalani kehidupan dalam kondisi terpuruk dan benar-benar miskin dan akhirnya meninggal di bula februari 2015 kemarin.
Aktor yang sempat beken di era tahun 90an lewat film TUYUL & MBAK YUL itu harus menghabiskan sisa hidupnya dalam kondisi yang memprihatinkan. Menuai kesuksesan lewat tokoh Kentung, Bambang tak sanggup menjaga eksistensinya di dunia hiburan. Jangankan materi, kesehatannya saja sudah jauh berkurang selepas tak lagi menjadi aktor atau pelawak. Hingga akhirnya, dia hanya bisa tergolek lemas di sebuah kamar kost kecil di daerah Yogyakarta.
Feriawan Agung Nugroho yang menyaksikan sendiri kondisi Bambang. Saat hendak bertugas untuk menyambangi lansia, Feri kaget bukan kepalang ketika melihat calon 'pasien'nya itu adalah mantan artis yang pernah tenar di era 90-an.
'Si Kentung' sempat tinggal di salah satu kamar kos-kosan di RT 5 RW 15, Ngangkruk, Sardonoharjo, Sleman, Yogyakarta. Kondisi Kentung, menurut Feri, sangatlah memprihatinkan. Dia tak sanggup lagi berdiri. Untuk berpindah saja, Kentung harus bersusah payah dengan menggelundungkan badan. Selama 3 bulan, Bambang alias Si Kentung menghuni kos tersebut yang dibiayai oleh para relawan.
Berdasarkan cerita Kentung yang didengar Feri, kondisi yang dialaminya saat ini tidak lain karena kebiasaan berfoya-foya di masa lalu. "Ibaratkan saat ini, sehari mengeruk lima juta rupiah atau bahkan lebih, sudah biasa. Sayang, bahwa rupiah yang mengalir ke kantongnya seolah tanpa berkah. Sehari dia mendapat uang, sehari itu pun uang bisa habis tanpa sisa," imbuhnya.
Kondisi tersebut semakin parah saat Bambang mengalami kelumpuhan. Tahun 2010, dia tak lagi mampu beraktivitas secara normal. Badai kehidupan terus menerpa hidupnya, Setahun kemudian, istri Bambang menggugat cerai dirinya. Alhasil, dia pun semakin frustasi dan terpuruk. Si Kentung yang dulu berlimpah harta harus menggelandang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ketika seseorang sudah terpuruk seperti dia, ibarat sampah, jangankan ditolong, semisal ketemu di jalan, menoleh pun tidak. Diusir dari satu tempat ke tempat lain, akhirnya dia ditemukan kader lansia dan ditempatkan di kost sederhana ini. Makan apa adanya, kalaupun sehari hanya bisa masuk tiga sendok nasi, itu sudah alhamdulillah," kata Feri.
Sedangkan anaknya hanya sesekali mengunjunginya. Anaknya pun tak mampu berbuat banyak karena penghasilan sebagai tukang cuci piring yang tidak seberapa. "Sekarang, dia mengharap kami dari pemerintah untuk mengulurkan tangan kepadanya," kata dia.
'Si Kentung' sempat tinggal di salah satu kamar kos-kosan di RT 5 RW 15, Ngangkruk, Sardonoharjo, Sleman, Yogyakarta. Kondisi Kentung, menurut Feri, sangatlah memprihatinkan. Dia tak sanggup lagi berdiri. Untuk berpindah saja, Kentung harus bersusah payah dengan menggelundungkan badan. Selama 3 bulan, Bambang alias Si Kentung menghuni kos tersebut yang dibiayai oleh para relawan.
Berdasarkan cerita Kentung yang didengar Feri, kondisi yang dialaminya saat ini tidak lain karena kebiasaan berfoya-foya di masa lalu. "Ibaratkan saat ini, sehari mengeruk lima juta rupiah atau bahkan lebih, sudah biasa. Sayang, bahwa rupiah yang mengalir ke kantongnya seolah tanpa berkah. Sehari dia mendapat uang, sehari itu pun uang bisa habis tanpa sisa," imbuhnya.
Kondisi tersebut semakin parah saat Bambang mengalami kelumpuhan. Tahun 2010, dia tak lagi mampu beraktivitas secara normal. Badai kehidupan terus menerpa hidupnya, Setahun kemudian, istri Bambang menggugat cerai dirinya. Alhasil, dia pun semakin frustasi dan terpuruk. Si Kentung yang dulu berlimpah harta harus menggelandang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ketika seseorang sudah terpuruk seperti dia, ibarat sampah, jangankan ditolong, semisal ketemu di jalan, menoleh pun tidak. Diusir dari satu tempat ke tempat lain, akhirnya dia ditemukan kader lansia dan ditempatkan di kost sederhana ini. Makan apa adanya, kalaupun sehari hanya bisa masuk tiga sendok nasi, itu sudah alhamdulillah," kata Feri.
Sedangkan anaknya hanya sesekali mengunjunginya. Anaknya pun tak mampu berbuat banyak karena penghasilan sebagai tukang cuci piring yang tidak seberapa. "Sekarang, dia mengharap kami dari pemerintah untuk mengulurkan tangan kepadanya," kata dia.
----------------------
Sekian.
Ingat, anda harus memikirkan kesehatan dan masa depan anda, untuk itu saran dari kami team tolong.us, anda harus menabung dan rajin berolah raga. jangan boros dan menghamburkan uang.
Ingat, anda harus memikirkan kesehatan dan masa depan anda, untuk itu saran dari kami team tolong.us, anda harus menabung dan rajin berolah raga. jangan boros dan menghamburkan uang.
Jika menurut anda informasi ini sangat berguna bagi orang lain, dan mungkin dapat menolong dia, tolong sebarkan atau bagikan melalui facebook twitter atau google plus yah.. :)
Share your story and let's help others :)