![]() |
Petugas Medis Kerepotan Tangani Pasien Yang Terus Bertambah/Net |
Angka kematian di Spanyol akibat virus corona cukup tinggi, bahkan yang tertinggi kedua di Eropa setelah Italia.
Pemerintah Spanyol mengakui ketersediaan alat pelindung diri bukan menipis lagi, tetapi sudah tidak ada lagi. Ini tentu sangat mengkhawatirkan. Ha itu juga yang membuat pemerintah memutuskan mengubah arena seluncur es di Ibu Kota Madrid menjadi kamar mayat darurat.
"Alasan memilih arena seluncur es adalah karena jasa pengurusan jenazah yang dikelola pemerintah kota untuk sementara berhenti mengurus jasad pasien virus corona karena alasan tidak mempunyai alat pelindung diri (APD) yang cukup," laporan tayangan CNN, Jumat (27/3).
Hal ini terpaksa dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Apalagi kamar mayat di semua rumah sakit sudah tidak bisa menampung jenazah.
Antrean pemakaman telah begitu panjang. Mereka harus mencari tempat lain untuk menyimpan jenazah, dan arena seluncur es dianggap paling cocok karena setengah dari korban meninggal di seluruh Spanyol ada di Madrid, melansir CNN.
Hingga saat ini angka kasus infeksi virus corona di Spanyol sebanyak 47.610 dengan jumlah kematian lebih dari 4.800. Bahkan, dalam 24 jam terakhir, Jumat (27/3) tercatat ada 650 orang pasien virus corona di Spanyol meninggal. Pemerintah Spanyol telah memberlakukan perintah lockdown hingga 14 April.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez mengatakan akan memperketat aturan lockdown dengan meminta agar warga tetap berada di dalam rumah dan menutup semua bisnis selama sebulan penuh. (rmol.id)